Apa yang Membuat Cerita disebut Bagus?/What Makes Good Story?
Mari kita menebak. Film yang kita sukai adalah yang paling menampilkan karakter yang melanda kita, yang memikat emosi kita, membuat kita merasa ikut terlibat. Kita para penonton melihat film tidak hanya ingin menjadi tertarik dan peduli tentang karakter yang kita lihat di layar TV, kita ingin menjadi bergairah tentang karakter mereka, tak perduli kita menyukai karakter mereka atau tidak. Karakter pahlawan yang bisa menginspirasi kita, karakter penjahat yang benar-benar membuat kita ingin melompat ke layar TV kita!
Selalu ada sesuatu yang dipertaruhkan dalam film yang baik. Tidak hanya sesuatu yang orang inginkan, sesuatu yang harus dicapai, apapun resikonya, seperti di film "Indiana Jones and the Raiders of the Lost Ark". atau sesuatu yang sangat diinginkan oleh kebanyakan dari pemain utama, seperti "Patung hitam kecil" dalam film "The Maltese Falcon". Kadang-kadang bisa menjadi hal yang tidak berwujud, seperti "kebebasan dari orang-orang" dalam film "Lawrence of Arabia" atau "Gandhi". Semua hal ini mendorong cerita mengarah pada pencarian karakter, bahkan memberikan sang pemain utama kekuatan super. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang personal (asmara) atau untuk kebaikan semua (menyelamatkan dunia dari alien) tapi cerita dari film tersebut harus kuat dan semakin berkembang dengan terungkapnya masalah dari cerita film tersebut.
There are always obstacles, which provide that catchword that actors love so much -- CONFLICT. This is the heart of drama. Someone wants something and people and things keep getting in the way of them achieving the goal. At times, the obstacles can be common to both the hero and villain, and the ultimate goal a laudable one for both parties, as in Jingle All The Way. In that film, Arnold Schwarzenegger and Sinbad battle to achieve the same goal--the acquisition of the last popular action figure for sale that Christmas season. Both of them have promised their son, and they must not fail. Conflict and obstacles can be physical or emotional. But they have to be in your story or you don't really have a story. In most good stories, the protagonist will also have an inner obstacle, some mental or even spiritual problem, that will be resolved by the time s/he reaches the outward, physical goal of the story. Some people call this inner demon a "ghost," while others call in a "wound."
Kita membutuhkan sebuah "Kait". Itu istilah penulisan lagu yang menggambarkan bahwa "hal yang menarik perhatian publik". Sebuah istilah populer Hollywood adalah "konsep tinggi/high concept." Sebuah ide yang lebih baik mungkin sederhana "Bagaimana jika?/what if?" Dalam Galaxy Quest , misalnya, konsepnya adalah "Bagaimana jika mantan aktor dari sci-fi TV show yang di batalkan, di tarik ke sebuah perang yang nyata di angkasa luar oleh para alien yang berfikir bahwa video dari TV show mereka adalah dokumentar?" sebuah "Bagaimana jika?" yang bagus akan membuat orang-orang lebih memilih untuk pergi ke bioskop untuk menonton film kita dari pada duduk dirumah.
0 comments: